Jumat, 08 Maret 2013

Sal Photography

Gua share foto2ku :))) silakan dinikmati jangan di salah gunakan , efek adiksi dapat terjadi apabila anda tdk menguasai diri Anda sendiri













Moment kemaren With anak spinalcord

Ingat jaman SMF Yamasi dulu saat liat kalian

Kamis, 12 Januari 2012

STEROID

BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan sumber berbagai jenis senyawa kimia mulai dari struktur dan sifatnya yang sederhana sampai yang rumit sekalipun. Berbagai jenis senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan akan bernilai ekonomis dengan adanya khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Upaya pencarian tumbuhan yang berkhasiat telah lama dilakukan baik untuk mencari senyawa barn ataupun menambah keanekaragaman senyawa yang telah ada. Hasil pencarian tersebut dilanjutkan dengan upaya pengenalan zat kemudian diidentifikasi khasiatnya dan dijadikan sebagai bahan obat modern maupun ekstrak untuk fitofarmaka.
Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun deinikian, penelitian sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum maksimal. Padahal, dunia barat kini diliputi semangat kembali ke alam, salah satunya mencari upaya pengobatan melalui bahan-bahan yang tersebar di alam.
Telah berabad-abad lamanya masyarakat menggunakan obat tradisional yang didasarkan pada pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun dan mendapat perhatian serius oleh pemerintah untuk dikembangkan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Salah satu komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan adalah steroida. Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena.



BAB II
PEMBAHASAN
II.1 URAIAN UMUM STEROID
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.

Struktur Steroid dan Penomorannya

Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai. Steroid merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri, selain itu steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk meningkatkan mood. Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman dalam waktu yang relatif cepat.Tetapi penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan meningkatkan mood juga mempunyai efek samping yang kadang-kadang justru membahayakan.
Steroid merupakan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa steroid di antaranya berhasil diisolasi dari berbagai tanaman. Namun, sampai saat ini kondisi optimum ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat (Pleurotus cystidiosus) belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat. Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi mengenai kondisi optimum dari ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat. Isolasi steroid dari jamur dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut campuran dari kloroform, metanol
dan air pada berbagai suhu. Fase kloroform dipisahkan dari fase airnya, lalu dipekatkan dan dikeringkan.

II. 2 ASAL USUL STEROIDA
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan tertentu. tahap- tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. selanjutnya lanosterol terbentuk oleh kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi guigus epoksi dan diikuti oleh pembukaan lingkar epoksida. Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus karboksilat. sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.
Percobaan dengan jaringan hati hewan, emnggunakan 2,3 epoksiskualen yang diberi tanda dengan isotop 180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk pembuatan lanosterol menghasilkan (180)- lanosterol radioaktif. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa 2,3- epoksiskualen terlibat sebagai senyawa antara dalam biosintesa steroida. Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17 atom karbon sering ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan alam yang disebut stroida.

II. 3 TATA NAMA STEROIDA
Sebagaimana senyawa organik lainnya, tata nama sistematika dari steroid didasarkan pada struktur dari hidrokarbon steroid tertentu. Nama hidrokarbon steroid itu ditambahi awalan atau akhiran yang menunjukkan jenis substituen. Sedangkan, posisi dari substituen itu ditunjukkan oleh nomor atom karbon, dimana substituen itu terikat. Penomoran atom karbon dalam molekul steroid adalah sebagai berikut :



Berdasarkan struktur umum steroid tersebut, maka jenis-jenis hidrokarbon induk dari steroid adalah sebagai berikut :
NAMA JUMLAH ATOM C JENIS RANTAI SAMPING ( R )

Androstan
19
-H
Pregnan 21
-CH 2CH3
Kolan 24
-CH(CH 3)(CH 2 2) CH3
Kolestan 27
-CH(CH 3)(CH 2 3) CH(CH 3)2
Ergostan 28
-CH(CH 3)(CH 2 2) CH(CH 3)CH(CH 3)2
Stigmastan 29
-CH(CH 3)(CH 2 2) CH(C 2H 5)CH(CH 3)2


II. 4 STEREOKIMIA STEROIDA
Stereokimia steroida telah diselidiki oleh para ahli kimia dengan menggunakan cara analisa sinar X dari struktur kristalnya atau cara-cara kimia,
Dari model molekul menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar). Atom atau gugus yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
1. Atom atau gugus yang terletak disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak yang sama dengan gugus metil pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi. Ikatan-ikatan yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul digambarkan dengan garis tebal
2. Atom atau gugus yang berada disebelah bawah bidang molekul yang disebut dengan konfigurasi dan ikatan-ikatannya digam,barkan dengan garis putus-putus. Sedangkan atom atau gugus yang konfigurasinya belum jelas apakah atau. Dinyatakan dengan garis bergelombang. Kedua konfigurasi steroida tersebut mempunyai perbedaan yaitu :
• Pada konfigurasi pertama, Cincin A dan cincin B terlebur sedemikian rupa sehingga hubungan antara gugus metil pada C10 dan atom hidrogen pada atom C 5 adalah trans (A/B trans). Pada konfigurasi ini gugus metil pada C 10 adalah dan atom hidrogen pada C 5 adalah.

• Pada konfigurasi kedua, peleburan cincin A dan B menyebabkan hubungan antara gugus metil dab atom hidrogen menjadi Cis (A/B Cis) dan konfigurasi kedua substituen adalah. Steroida dimana konfigurasi atom C 5 adalah termasuk deret 5.


Pada kedua konfigurasi tersebut, hubungan antara cincin B/C dan C/D keduanya adalah trans. Cincin B dan C diapit oleh cincin A dan cincin D sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B dan cincin C sukar terjadi. Oleh karena itu peleburan cincin B/C dalam semua steroida alam adalah trans Akan tetapi perubahan konfirmasi dari cincin A dan Cincin B dapat terjadi. Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida dapat berada dalam salah satu dari kedua konfigurasi tersebut. Perubahan terhadap cincin D dapat m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin C/D dapat cis atau trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada hampir sebagian besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D adalah cis. Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C 9 berada pada pihak yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan antara sunstituen pada posisi C 8 dan C14 adalah trans kecuali pada senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak. Dengan demikian, stereokimia dari steroida alan mempunyai suatu pola umum, yaitu substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
Sifat-sifat steroida sama seperti senyawa organik lainnya, yaitu reaksi-reaksi dari gugus-gugus fungsi yang terikat pada molekul steroida tersebut. Misalnya, gugus 3-hidroksil menunjukkan semua sifat dari alkohol sekunder, tak ubahnya seperti ditunjukkan oleh 2-propanol. Gugus hidroksil ini dapat diesterifikasi untuk menghasilkan ester atau dioksidasi dengan berbegai oksidator yang menghasilkan suatu keton. Karena bentuk geometri gugus 3-hidroksil sedikit berbeda dengan sifat-sifat gugus hidroksil yang terikat pada posisi lain. Karena faktor geometri maka gugus 3-hidroksil memperlihatkan sifat yang sidikit berbeda dengan 3- hidroksil, yaitu gugus 3-hidroksil lebih sukar mengalami dehidrasi dibandingkan dengan gugus 3-hidroksil walaupun prinsip dari reaksi yang terjadi adalah sama. Kestabilan steroida ditentukan oleh interaksi 1,3 yang terjadi antara suatu gugus fungsi yang berorientasi aksial dan molekul akan lebih stabil apabila sebagian besar gugus fungsi berorientasi ekuatorial. Laju reaksi juga ditentukan oleh faktor sterik, tanpa kecuali gugus hidroksi ekuatorial lebih mudah diesterifikasi dari pada gugus aksial. Akan tetapi gugus fungsi aksial lebih mudah dioksidasi dari pada gugus hidroksil yang ekuatorial.

II 5 BRASSINOLIDE, STEROID PERANGSANG TUMBUHAN
hubungan brassinolide dengan steroid

Brassinolide atau secara ilmiah disebut sebagai brassinosteroid merupakan salah satu dari sekian banyak jenis hormon yang ditemukan di dalam tumbuhan. Sebetulnya hormon yang ditemukan di tumbuhan ini, memiliki struktur kimia yang mirip dengan steroid yang sudah terlebih dahulu ditemukan pada kingdom animalia (hewan). Baik yang terdapat di tumbuhan maupun di hewan, merupakan hormon yang larut dalam lemak, dan mempunyai struktur basa tetrasiklo. Struktur basa memiliki empat cincin yang saling terpaut dan terdiri dari tiga cincin sikloheksan dan satu cincin siklopentan.
Brassinolide tersintesis dari asetil CoA melalui jalur asam mevalonik di dalam metabolisme sel tumbuhan. Perbedaan pre-kursor di jalur asam mevalonik, dalam biosintesis steroid pada tumbuhan dan hewan menghasilkan produk steroid yang berbeda, pada tumbuhan menghasilkan brassinolide dan pada hewan menghasilkan kolesterol, dan yang lain lagi pada cendawan menghasilkan ergosterol (Bishop & Yokota, 2001)


Yang menarik dari brassinolide.
Brassinolide adalah hormon terbaru yang ditemukan pada tumbuhan. Brassinolide baru berhasil diisolasi dan dikenali pada tahun 1979 oleh Grove dan rekan-rekannya. Coba kita bandingkan dengan beberapa hormon tumbuhan yang telah dikenal sejak lama. Auksin adalah hormon tumbuhan yang paling pertama berhasil diisolasi yaitu pada tahun 1885 oleh Salkowski dan rekan-rekannya. Selanjutnya etilen berhasil diisolasi pada tahun 1901 oleh Dimitry Neljubow, giberellin pada tahun 1938 oleh Yabuta dan Sumuki, sitokinin pada tahun 1955 oleh Miller dan rekan-rekannya, dan berikutnya adalah asam absisik yang berhasil diisolasi pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott (www.plant-hormones.info). Karena masih merupakan penemuan terbaru, di berbagai text book Indonesia yang membahas tentang hormon tumbuhan, masih sangat jarang ditemukan pembahasan tentang brassinolide / brassinosteroid, terkecuali pada jurnal-jurnal ilmiah internasional dan informasi online melalui internet.
Penemuan brassinolide ini sebetulnya tidak disengaja, ketika pada tahun 1970 Mitchel dan rekan-rekannya menemukan perangsang pertumbuhan pada ekstrak minyak yang dihasilkan di serbuk sari, yang pada awalnya diperkirakan sebagai giberellin, karena mirip dengan sifat promotif giberellin pada tumbuhan. Keberhasilan Grove dan rekan-rekannya pada tahun 1979, mengisolasi senyawa yang terkandung di dalam minyak inilah yang selanjutnya mengantar kepada studi lebih lanjut mengenai brassinolide (termasuk jalur biosintesis, respon dan signaling-nya). Sampai akhirnya juga diketahui adanya kemiripan struktur dengan steroid pada hewan dan cendawan.
Fungsi brassinolide.
Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa brassinolide memiliki respon yang mirip dengan giberellin. Pada suatu kasus misalnya seorang mahasiswa pertanian melakukan penelitian tentang respon giberellin pada sebuah tanaman kerdil abnormal, mereka akan bingung ketika tidak terdapat respon tanaman terhadap aplikasi giberelin, selanjutnya mereka menjadi tambah kebingungan ketika berhasil mengisolasi gen yang terkait dengan fungsi giberelin ternyata tidak terdapat perbedaan sekuens dibandingkan dengan tanaman normalnya. Bisa jadi sifat kerdil abnormal tersebut disebabkan karena rendahnya kandungan brassinolide dalam sel atau penyimpangan gen terkait dengan fungsi brassinolide.
Secara rinci beberapa fungsi brassinolide adalah sebagai berikut :
• meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
• menghambat penuaan daun (senescence)
• mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan
• menghambat proses gugurnya daun
• menghambat pertumbuhan akar tumbuhan
• meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan
• menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan
• merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
• merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
• menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus karbohidrat.
Manfaat-manfaat semacam itu cukup baik untuk dipelajari lebih lanjut pada tingkat ristek, akan tetapi untuk aplikasi secara massal di lapangan rasanya belum memungkinkan, karena harga brassinolide dan kelompok brassinosteroid lainnya masih cukup mahal.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sastrohamidjojo. H, 1996, Sintesis Bahan alam, Cetakan ke-1, Liberty, Yogyakarta

2. Achmad. S.A, 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Universitas Terbuka, Jakarta
3. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia- kesehatan/biomolekul/steroid/ di akses tanggal 14 februari 2011
4. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/brassinolide_steroid_perangsang_tumbuhan/ di akses tanggal 12 fabruari 2011
5. http://salmanalayyubi.blogspot.com di akses tanggal 10 februari 2011

Anti(lawan) Bios (hidup)

Segala Sesuatu Tentang Antibiotik


01/12/2007 - www.beritaiptek.com
Antibiotik termasuk jenis obat yang cukup sering diresepkan dalam pengobatan modern. Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.

Sebelum penemuan antibiotik yang pertama, penisilin, pada tahun 1928, jutaan orang di seluruh dunia tak terselamatkan jiwanya karena infeksi-infeksi yang saat ini mudah diobati.

Ketika influenza mewabah pada tahun 1918, diperkirakan 30 juta orang meninggal, lebih banyak daripada yang terbunuh pada Perang Dunia I.

Pencarian antibiotik telah dimulai sejak penghujung abad ke 18 seiring dengan meningkatnya pemahaman teori kuman penyakit, suatu teori yang berhubungan dengan bakteri dan mikroba yang menyebabkan penyakit.

Saat itu para ilmuwan mulai mencari obat yang dapat membunuh bakteri penyebab sakit. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk menemukan apa yang disebut "peluru ajaib", yaitu obat yang dapat membidik/menghancurkan mikroba tanpa menimbulkan keracunan.


Penemuan Penisilin

Pada permulaan tahun 1920, ilmuwan Inggris Alexander Fleming melaporkan bahwa suatu produk dalam airmata manusia dapat melisiskan (menghancurkan) sel bakteri. Zat ini disebut lysozyme, yang merupakan contoh pertama antibakteri yang ditemukan pada manusia.

Seperti pyocyanase, lysozyme juga menemukan jalan buntu dalam usaha pencarian antibiotik yang efektif, karena sifatnya yang merusak sel-sel bakteri non-patogen.

Namun pada tahun 1928 Fleming secara kebetulan menemukan antibakteri lain. Sekembali liburan akhir pekan, Fleming memperhatikan satu set cawan petri lama yang ia tinggalkan. Ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus aureus yang ia goreskan pada cawan petri tersebut telah lisis.

Lisis sel bakteri terjadi pada daerah yang berdekatan dengan cendawan pencemar yang tumbuh pada cawan petri. Ia menghipotesa bahwa suatu produk dari cendawan tersebut menyebabkan lisis sel stafilokokus. Produk tersebut kemudian dinamai penisilin karena cendawan pencemar tersebut dikenali sebagai Penicillium notatum.

Walaupun secara umum Fleming menerima pujian karena menemukan penisilin, namun pada kenyataannya secara tehnik Fleming "menemukan kembali" zat tersebut.

Semula Ernest Duchesne, seorang mahasiswa kedokteran Perancis, yang menemukan sifat-sifat penisilium pada tahun 1896, namun gagal dalam melaporkan hubungan antara cendawan dan zat yang memiliki sifat-sifat antibakteri, sehingga Penisilium dilupakan dalam komunitas ilmiah sampai penemuan kembali oleh Fleming.

Jenis Antibiotik
Meskipun ada lebih dari 100 macam antibiotik, namun umumnya mereka berasal dari beberapa jenis antibiotik saja, sehingga mudah untuk dikelompokkan. Ada banyak cara untuk menggolongkan antibiotik, salah satunya berdasarkan struktur kimianya. Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:

a. Golongan Aminoglikosida
Diantaranya amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin, streptomisin, tobramisin.

b. Golongan Beta-Laktam
Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).

c. Golongan Glikopeptida
Diantaranya vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin.

d. Golongan Poliketida
Diantaranya golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

e. Golongan Polimiksin
Diantaranya polimiksin dan kolistin.

f. Golongan Kinolon (fluorokinolon)
Diantaranya asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.

g. Golongan Streptogramin
Diantaranya pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.

h. Golongan Oksazolidinon
Diantaranya linezolid dan AZD2563.

i. Golongan Sulfonamida
Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

j. Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat.

Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin, imipenem, vankomisin, basitrasin.
2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.
5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.

Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja, dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif dan negatif.

Sebagian besar antibiotik mempunyai dua nama, nama dagang yang diciptakan oleh pabrik obat, dan nama generik yang berdasarkan struktur kimia antibiotik atau golongan kimianya. Contoh nama dagang dari amoksilin, sefaleksin, siprofloksasin, kotrimoksazol, tetrasiklin dan doksisiklin, berturut-turut adalah Amoxan, Keflex, Cipro, Bactrim, Sumycin, dan Vibramycin.

Setiap antibiotik hanya efektif untuk jenis infeksi tertentu. Misalnya untuk pasien yang didiagnosa menderita radang paru-paru, maka dipilih antibiotik yang dapat membunuh bakteri penyebab radang paru-paru ini. Keefektifan masing-masing antibiotik bervariasi tergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotik oral adalah cara yang paling mudah dan efektif, dibandingkan dengan antibiotik intravena (suntikan melalui pembuluh darah) yang biasanya diberikan untuk kasus yang lebih serius. Beberapa antibiotik juga dipakai secara topikal seperti dalam bentuk salep, krim, tetes mata, dan tetes telinga.

Penentuan jenis bakteri patogen ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Tehnik khusus seperti pewarnaan gram cukup membantu mempersempit jenis bakteri penyebab infeksi. Spesies bakteri tertentu akan berwarna dengan pewarnaan gram, sementara bakteri lainnya tidak.

Tehnik kultur bakteri juga dapat dilakukan, dengan cara mengambil bakteri dari infeksi pasien dan kemudian dibiarkan tumbuh. Dari cara bakteri ini tumbuh dan penampakannya dapat membantu mengidentifikasi spesies bakteri. Dengan kultur bakteri, sensitivitas antibiotik juga dapat diuji.

Penting bagi pasien atau keluarganya untuk mempelajari pemakaian antibiotik yang benar, seperti aturan dan jangka waktu pemakaian. Aturan pakai mencakup dosis obat, jarak waktu antar pemakaian, kondisi lambung (berisi atau kosong) dan interaksi dengan makanan dan obat lain.

Pemakaian yang kurang tepat akan mempengaruhi penyerapannya, yang pada akhirnya akan mengurangi atau menghilangkan keefektifannya.

Bila pemakaian antibiotik dibarengi dengan obat lain, yang perlu diperhatikan adalah interaksi obat, baik dengan obat bebas maupun obat yang diresepkan dokter. Sebagai contoh, Biaxin (klaritromisin, antibiotik) seharusnya tidak dipakai bersama-sama dengan Theo-Dur (teofilin, obat asma).

Berikan informasi kepada dokter dan apoteker tentang semua obat-obatan yang sedang dipakai sewaktu menerima pengobatan dengan antibiotik.

Jangka waktu pemakaian antibiotik adalah satu periode yang ditetapkan dokter. Sekalipun sudah merasa sembuh sebelum antibiotik yang diberikan habis, pemakaian antibiotik seharusnya dituntaskan dalam satu periode pengobatan.

Bila pemakaian antibiotik terhenti di tengah jalan, maka mungkin tidak seluruh bakteri mati, sehingga menyebabkan bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat menimbulkan masalah serius bila bakteri yang resisten berkembang sehingga menyebabkan infeksi ulang.

Efek Samping
Disamping banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dalam pengobatan infeksi, antibiotik juga memiliki efek samping pemakaian, walaupun pasien tidak selalu mengalami efek samping ini. Efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepala ringan, diare ringan, dan mual.

Dokter perlu diberitahu bila terjadi efek samping seperti muntah, diare hebat dan kejang perut, reaksi alergi (seperti sesak nafas, gatal dan bilur merah pada kulit, pembengkakan pada bibir, muka atau lidah, hilang kesadaran), bercak putih pada lidah, dan gatal dan bilur merah pada vagina.

Resistensi Antibiotik
Salah satu perhatian terdepan dalam pengobatan modern adalah terjadinya resistensi antibiotik. Bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik, misalnya bakteri yang awalnya sensitif terhadap antibiotik, kemudian menjadi resisten.

Resistensi ini menghasilkan perubahan bentuk pada gen bakteri yang disebabkan oleh dua proses genetik dalam bakteri:
1. Mutasi dan seleksi (atau evolusi vertikal)
Evolusi vertikal didorong oleh prinsip seleksi alam. Mutasi spontan pada kromosom bakteri memberikan resistensi terhadap satu populasi bakteri. Pada lingkungan tertentu antibiotika yang tidak termutasi (non-mutan) mati, sedangkan antibiotika yang termutasi (mutan) menjadi resisten yang kemudian tumbuh dan berkembang biak.
2. Perubahan gen antar strain dan spesies (atau evolusi horisontal)
Evolusi horisontal yaitu pengambil-alihan gen resistensi dari organisme lain. Contohnya, streptomises mempunyai gen resistensi terhadap streptomisin (antibiotik yang dihasilkannya sendiri), tetapi kemudian gen ini lepas dan masuk ke dalam E. coli atau Shigella sp.

Beberapa bakteri mengembangkan resistensi genetik melalui proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa bakteri lain melalui salah satu proses untuk perubahan genetik yang ada pada bakteri.

Ketika bakteri yang menyebabkan infeksi menunjukkan resistensi terhadap antibiotik yang sebelumnya sensitif, maka perlu ditemukan antibiotik lain sebagai gantinya. Sekarang penisilin alami menjadi tidak efektif melawan bakteri stafilokokus dan harus diganti dengan antibiotik lain.

Tetrasiklin, yang pernah dijuluki sebagai "obat ajaib", kini menjadi kurang bermanfaat untuk berbagai infeksi, mengingat penggunaannya yang luas dan kurang terkontrol selama beberapa dasawarsa terakhir.

Keberadaan bakteri yang resisten antibiotik akan berbahaya bila antibiotik menjadi tidak efektif lagi dalam melawan infeksi-infeksi yang mengancam jiwa.

Hal ini dapat menimbulkan masalah untuk segera menemukan antibiotik baru untuk melawan penyakit-penyakit lama (karena strain resisten dari bakteri telah muncul), bersamaan dengan usaha menemukan antibiotik baru untuk melawan penyakit-penyakit baru.

Berkembangnya bakteri yang resisten antibiotik disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah penggunaan antibiotik yang berlebihan. Ini mencakup seringnya antibiotik diresepkan untuk pasien demam biasa atau flu.

Meskipun antibiotik tidak efektif melawan virus, banyak pasien berharap mendapatkan resep mengandung antibiotik ketika mengunjungi dokter.

Setiap orang dapat membantu mengurangi perkembangan bakteri yang resisten antibiotik dengan cara tidak meminta antibiotik untuk demam biasa atau flu.

Penulis: Dr. Silvia Surini, Staf Pengajar Departemen Farmasi FMIPA-UI dan Anggota ISTECS chapter Jepang dengan judul asli "Antibiotik, Si Peluru Ajaib"

Sumber:
www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-10-Antibiotik,-Si-Peluru-Ajaib-(Bagian-Pertama).shtml - 30k –
www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-12-Antibiotik,-Si-Peluru-Ajaib-(Bagian-Kedua).shtml - 28k -

Rabu, 11 Januari 2012

Ceritaku saya awali saat bina akrab, sebetulnya akan saya mulai dari saat masa ospek, tapi karena lupa dan data fotoku belum saya temukan, maka cerita ospek akan menyusul suatu saat nanti. Insya Allah …

MALINO Bersama TITRASI 2008 Saat Bina Akrab 18 Oktober 2008
Moment ini terjadi saat 6 hari setelah ulang tahunku yang ke 18, dimana ultahku yang ke 18 jatuh pada tanggal 12 Oktober 2008. Kami berkumpul di kampus tercinta Baji Gau 10 untuk mengikuti proses pelepasan oleh ketua jurusan farmasi yang saat itu dijabat oleh Pak Saud, kamu berkumpul di Ruang A,. sebelum pelepasan saya sempat2 bersama teman2 berfoto bersama 4 bantaeng (Nita, Nini.Titi), diena, haris, dan lain-lain.
Kamipun berangkat, ternyata mobil yang kami kendarai adalah mobil tentara. Pikiran kami akan naik bus ternyata senior mengkibuli kami, tp kami sangat senang dengan mobil ini akibat banyak kejadian lucu yang kami alami. Ada adegan muntah2 dari Diena Maulidiah karena medan yang berat ke malino serta posisi duduk yang tidak memungkinkan “pewe”.
Akhirnya tiba jua di Malino, langsunglah kami berfoto (liat foto di atas, i2 hanya sebagian ekspresi Titrasi 2008 n sebagian warga titrasi), malamnya ada malam api unggun dan pembalasan dendam, saya ingat sekali kawan kami yang paling ngotot balas dendam adalah Defitra Suciati (sudah punya kamanakanga kami kah?), di sinilah terjadi masalah antara bang Jo dengan Kak Asma tapi semuanya bisa dikendalikan berkat kakak2 senior. Alhamdulillah.tengah malam dibangunkan untuk pos2 juga dinginnnnnyaa,,,
Momen lainnya saat kuis dipagi hari yang masih dingin tapi semuanya jadi hangat berkat seru2an semuanya.. lanjut ke air terjun tangga seribu,, cape’ dehhh . tapi berhasil semuanya…
Kangen saat2 itu bersamamu semua… Miss u All :D
Didedikasikan untuk Alumni Poltekkes Makassar Farmasi Tahun 2011 Angkatan 2008
Oleh: Salman Al Ayyubi, A. Md. F
Twitter : @salmaan_
Facebook : http:// facebook.com/salmanalayyubi
4square: Salman Al Ayyubi

Minggu, 13 Februari 2011

KARBOHIDRAT,LIPID DAN STEROID

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Karbohidrat adalah aldehid atau keton yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), dimana unsur H dan O dalam perbandingan seperti dalam molekul air (H2O). Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena.
Meskipun istilah lipid terkadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
Steroid dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.- Saat diminum, steroid dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut avascular necrosis.- Steroid dapat mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dalam penggunaan jangka panjang.- Steroid dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk merespon emosi dan rasa sakit fisik berkurang.



BAB II
PEMBAHASAN

II.1. KARBOHIDRAT
A. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat adalah aldehid atau keton yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), dimana unsur H dan O dalam perbandingan seperti dalam molekul air (H2O)
Sumber KH terutama tumbuhan dari :
 Darat, (pati, selulosa, sukrosa, dsb)
 Bahari, (agar, karagen, dsb)
Sedikit dari hewan, (laktosa dari susu hewan)

B. Kandungan Karbohidrat
Karbohidrat terdiri atas :
1. Monosakharida (senyawa yang tidak dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana). Gula sederhana, termasuk golongan kabohidrat dengan subsitusi keton dan aldehid sebagai hasil polihidroksi alcohol.
Monosakharida diklasifikasikan atas dasar jumlah atom C nya terdiri :
 Triosa mengandung 3 atom C
 Tetrosa mengandung 4 atom C
 Pentosa mengandung 5 atom C
 Heksosa mengandung 6 atom C
2. Disakharida (dapat dihidrolisis menjadi 2 mol monosakharida)
3. Trisakharida (dapat dihidrolisis menjadi 3 mol monoskharida)
4. Tetraskharida ( m’jadi 4 mol monosakharida)
5. Polisakharida (amylum, inulin, selulosa) dikenal pada heksosa yaitu:
a. Heksosan, bila dihidrolisa menjadi glukosa (glukosan), amylum dan selulosa.
b. Fruktosan dihidrolisa menjadi fruktosa (inulin)
Bergantung dari jumlah atom C dlm molekul monosakharida kelompok pentosan bila dihidrolisis menghasilkan molekul2 pentosa (gom, mucilago). Pentosa C5H10O5 arabinosa, xilosa, ribose. Misal : Xilan (dalam kayu) = pentosan, dihidrolisis menghasilkan pentose.
Contoh-contoh karbohidrat :
1. Gula
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein
2. Amylum, Pati : Pada tumbuhan hijau, dijumpai pada daun sebagai produk sementara fotosintesis Sebagai produk tetap dijumpai pada biji, jari-jari empulur, empulur, dan pada korteks, batang dan akar .Amylum terdiri dari dua struktur polisakharida yang berbeda yaitu :
a. Amilosa = molekul linier terdiri dari 250 – 300 D-glukopiranosa unit terikat satu sama lain oleh ikatan glikosidik α-. Amilosa lebih mudah larut dalam air dibandingkan amilopektin. Sifat ini yang sering digunakan untuk memisahkan kedua komponen itu dengan air-iodium, amilosa memberi warna biru gelap/tua, amilopektin berwarna biru-violet. Komposisi amilosa – amilopektin rata-rata 75 – 25.
b. Amilopektin, terdiri dari 1000 atau lebih unit glukosa terikat satu sama lain dalam rantai α-1,4, beberapa diantaranya dalam ikatan α-1,6 sebagai cabang ikatan, atau 1 dari tiap 25 unit glukosa
Bahan yang dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat ?
Metabolisme mencakup 2 macam proses, yaitu:
a. Anabolisme karbohidrat dilakukan oleh organisme autotrof.Umumnya yang berklorofil (fotoautotrof). bahan penyusunnya: CO2, H2O, dan energi (ATP, dll)
b. Katabolisme karbohidrat dilakukan semua organisme.
Metabolisme karbohidrat dimulai dengan pencernaan dalam usus kecil dimana monosakarida diabsobsi ke dalam aliran darah. Konsentrasi gula darah dikontrol oleh tiga hormon berikut: insulin, glukagon, dan epinefrin. Jika konsentrasi gula dalam darah terlalu tinggi, insulin disekresi oleh pankreas. Insulin menstimulasi transfer glukosa ke dalam sel-sel, terutama hati dan otot, walaupun organ-organ lain juga dapat memetabolisme glukosa
Di dalam hati dan otot, sebagian besar glukosa diubah menjadi glikogen melalui prosen glikogenesis (anabolisme). Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sampai tiba waktunya diperlukan lagi sewaktu kadar glukosa darah rendah. Jika kadar glukosa darah rendah, hormon epinefrin dan glukagon akan disekresikan untuk menstimulasi konversi glikogen menjadi glukosa. Proses ini disebut glikogenolisis (katabolisme).
Jika glukosa diperlukan segera setelah masuk ke dalam sel untuk suplai energi, dimulailah proses metabolik yang disebut glikolisis (katabolisme). Hasil akhir glikolisis adalah asam piruvat dan ATP.
Karena glikolisis menghasilkan ATP dalam jumlah relatif sedikit, reaksi-reaksi berikutnya terus mengkonversi asam piruvat menjadi acetyl CoA dan kemudian asam sitrat dalam siklus asam sitrat. Sebagian besar dari ATP dibentuk dari oksidasi pada siklus asam sitrat dalam hubungannya dengan rantai transpor elektron.
Sewaktu terjadi aktivitas otot yang berlebih, asam piruvat dikonversi menjadi asam laktat (bukan acetyl CoA). Pada periode istrirahat, asam laktat dikonversi kembali menjadi asam piruvat. Asam piruvat tersebut kemudian akan dikonversi kembali menjadi glukosa dalam proses glukoneogenesis (anabolisme). Jika glukosa sedang tidak diperlukan, glukosa dikonversi menjadi glikogen melalui proses glikogenesis.

Jika tahapan katabolisme tidak hanya glikolisis namun sampai pada dekarboksilasi oksidatif.
C. Manfaat karbohidrat
Karbohidrat yang terdiri dari Gula dan polisakharida mempunyai nilai ekonomi bagi manusia, digunakan sebagai makanan , dalam farmasi dan kebutuhan lain (industry).
Contoh dimanfaatkan manusia :
 Polisakharida (amylum, selulosa, inulin, gom, musilago dsb)
 Gula (glukosa, fruktosa, laktosa dsb)
 Paling sederhana diosa HO – CH2 – CHO (dihidroksiasetaldehid), tak ada bebas di alam
 Triosa, ada dlm bentuk aldehid dan keton (gliseraldehida dan dihidroksiketon), umumnya dalam bentuk ester fosfat. Beberapa organisme hidup dapat merubah gliserin menjadi dihidroksiketon Tetrosa, tak dijumpai di alam
 Pentosa, umum dijumpai di alam dlm bentuk hasil hdrolisis dari hemiselulosa, gom, dan musilago
 Heksosa: monosakharida terpenting dan banyak dijumpai di alam. Gula pertama kali ditemukan pada tumbuhan juga pertama kali diketahui sintetisnya dr tumbuhan dan pembentuk polisakharida tumbuhan . diketahui ada 16 aldoheksosa dan 8 ketonheksosa, keduanya bisa berbentuk α dan β sehingga dapat membentuk 48 isomer
Metabolisme karbohidrat Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses biokimia di dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Karbohidrat merupakan hidrat dari unsur karbon (C). Peristiwa ini banyak dijumpai pada tubuh makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan, atau manusia.
D. Tanaman simplisia
Gandum : Triticum aestivum L ( Amylum tritici )
Padi : Oryza sativa L ( Amylum Oryzae )
Jagung : Zea mays L ( Amylum maidis )
Singkong : Manihot utilissima L ( Amylum manihot )
Kentang : Solanum tuberosum L ( A.Solani )

II.2. LIPID
A. Pengertian Lipid
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid terkadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.

B. Penggolongan Lipid
1. Asam lemak
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon. Baik yang jenuh ataupun tak jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen, halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara signifikan mempengaruhi konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan rantai asam lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan penting di dalam struktur dan fungsi membran sel.
Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunan-turunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi senyawa N-asiletanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida. Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang. Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak, rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul.
Asam lemak terbagi menjadi:
1. Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tak jenuh
3. Garam dari asam lemak
4. Prostaglandin
2. Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-,yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas asam lemak yang sama.

3. Fosfolipid
Fosfatidiletanolamina.(Glisero) fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membrane. Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3 dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
1. Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina
2. Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.
3. Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.

4. Sfingolipid
Sfingomielin, Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina, sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16 atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.
5. Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.

6. Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A. Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.
7. Sakarolipid
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid. Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo).
8. Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah poliketida sintase, melalui proses kondensasi Claisen.Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi
Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno-supresif.
Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan poliketida atau turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon
9. Garam lemak
Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas.Sabun terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut.Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan:
asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak
Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai karbonny. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut. Seng stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12 karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang sedap.
10. Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak. Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol.
C. Kegunaan lipid
 Fungsi lemak/minyak lemak bg tumb./hewan sbg makanan cadangan, bagi manusia (farmasi, industri, dan nutrisi
 Malam/lilin; bagi tumbuhan/hewan pelindung rumah; bagi manusia u/farmasi & industri
 Isolasi : pengepresan, penggunaan pelarut, penggunaan panas

D. Tanaman Simplisia
a. Minyak Jarak
Minyak Jarak = Castor oil, minyak biji arak. Minyak lemak yang diperoleh dari biji jarak (castor/seed) jenis Ricinus communis Linn (E uphorbiaceae) .Tumbuhan berasal dari India, Kultivasi di India, Brasil, & bbrp negara Amerika Selatan. Di Indonesia pernah dibudidayakan untuk produksi minyak jarak
Isi biji jarak : minyak lemak (45 – 55%), protein (20%), globulin, albumin, nukleoalbumin, glikoprotein, dan risin (lektin toksik atau hemaglutin), Alkaloid/risinin, enzim .Biji jarak mengandung alergen penyebab alergi pada invidu hipersensitif
Alergen kuat ini ada pd fraksi protein non toksik. Deaktivitasnya dan pemisahannya menjadi masalah yang harus diatasi pada produksi minyak jarak.


b. Minyak Kacang
Minyak yang diperoleh dengan cara pres panas/dingin biji tua Arachis hypogea L (Leguminosae).Buah bukan sebenarnya berasal dari bintil pada akar yang berpenetrasi ke dalam tanah & membesar seperti buah kacang.
Isi : Gliserida dgn as.oleat (50-65%), as.linoleat (18-30%), palmitat (8-10%), stearat, arakhidat, behenat & as.lignoserat (10-12%)
Guna: ol.olivae, bhn mknan, bhn sabun .Asal: Brasi, Amerika, Nigeria, Indonesia.Ampas disebut bungkil yang jadi bahan makanan .

c. Minyak Kelapa
Minyak yg diperoleh dgn cara pres panas/dingin atau ekstraksi daging buah tumbuhan kelapa Cocos micifera L (Palmae)
Isi : Gliserida as.lemak jenuh (80-85%), as.laurat (50%), miristat (20%), kaprilat, kaprat Pada suhu 20O berbentuk semisolida
Guna: bahan makanan, bahan industri sabun, bahan penolong
Daerah: tumbuhan pantai tropika termasuk Indonesia
d. Minyak Kedelai
Minyak yg diperoleh dgn cara pres panas/dingin biji kedelai Glycine soja Siebold (Leguminosae).
Isi : Campuran gliserida dr as.linoleat (50%), oleat (30%), linoleat (7%), asam jenuh terutama palmitat, as.stearat (14%)
Guna: dikenal sebagai sumber lesitin yang berfungsi sebagai pengendali pada metabolisme lemak dan kolesterol .Stigmasterol dapat dipsahkan dari minyak kedelai jadi prazat sintesis hormon steroid. Ampas sebagai bahan makanan.

e. Minyak Wijen
Minyak yang diperoleh dengan cara pres biji wijen Sesamum indicum L (Pedaliaceae).
Isi : Gliserida asam: oleat & linoleat (masing-masing 43%), palmitat (9%), & stearat (4%) Sesamol senyawa fenol yang menyebabkan minyak mempunya kestabilan tinggi .
Guna: minyak injeksi, bhn nutrisi
Sesamolin terdapat pd bagian minyak yg tidak tersabunkan sehingga efektif dan sinergis kerjanya dgn insektisida piretrum.

f. Minyak Jagung
Minyak yang diperoleh dengan cara pres embrio Zea mays L (Graminae).
Isi : Campuran gliserida asam-asam oleat (37%), linoleat (50%), palmitat (10%), stearat, (3%)
Guna: pelarut injeksi (ergosterol), nutrisi

g. Minyak Bunga Matahari
Minyak yang diperoleh dengan cara pres biji Helianthus annuus L (Compositae): Gliserida yang kaya akan asam lemak tak jenuh.
Isi: Gliserida dengan asam oleat (23%), asam linoleat (44-75%),
Guna: pengganti minyak jagung, minyak diet.

h. Minyak Biji Kapas
Minyak yg diperoleh dgn cara pres biji Gossypium hirsutum L (Malvaceae).Biji dialiri uap dan ditekan (1500 lb) menghasilkan minyak 30%.
Isi : Gliserida dgn komponen asam-asam oleat (30%), linoleat (45%), palmitat (20%), stearat (1%), arakhidat (1%), miristat (3%
Ampas biji kapas mengandung senyawa toksik yang disebut gosipol (0,6%). Gosipol terbawa pada minyak kapas pres dingin yang harus dipisahkan dengan penambahan basa.
Guna: Sejumlah asam lemak, garamnya atau turunannya digunakan dalam bidang farmasi sebagai bahan penolong bahan antifungi sediaan alcohol,alkohol berat mol.tinggi
Sumber : Tumbuhan, hewan

Beberapa jenis asam lemak
- Kaproat CH3(CH2)4COOH
- Kaprilat CH3(CH2)6COOH
- Kaprat CH3(CH2)8COOH
- Laurat CH3(CH2)10COOH
- Miristat CH3(CH2)12COOH
- Palmitat CH3(CH2)14COOH
- Stearat CH3(CH2)16COOH
- Arakhidat CH3(CH2)18COOH
- Oleat CH3(CH2)7CH:CH(CH2)7COOH
- Linoleat CH3(CH2)4CH:CHCH2CH:CH(CH2)7COOH
- Linolenat CH3CH2CH:CHCH2CH:CHCH2CH(CH2)7COOH
- Ricinoleat CH3(CH2)5CHOHCH2CH:CH(CH2)7COOH
Diperoleh umumnya dr hidrolisis lemak atau minyak lemak :
a. Asam Oleat
U/kualitas bidang farmasi mengandung : as.stearat tdk kurang dr 40 %, as.palmitat ≠ - dr 40%, keduanya ≠ - dr 90%. Asam stearat murni ≠ - dr 90%, total keduanya tdk kurang dr 96%. Bahan padat, keras, putih atau kekuningan atau berupa serbuk, tak larut dlm air. Untuk penolong emulsi, lubrikan tablet.mGaram dan turunan : Ca-Stearat, Mg-Stearat, Seng Stearat, Na-stearat, Al-Stearat, Gliseril-monostearat, propilen-glikolmonostearat . Dari lemak dan minyak lemak pangan, sering sebagai hasil samping pd produksi asam stearat. Terutama terdiri atas asam cis-9-oktadesenoat. Cairan berlemak, tak berwarna atau kuning pucat, tak larut dlm air, bercampur dgn alkohol. Apabila di udara terbuka mengabsorbsi O2 dan terjadi perubahan warna menjadi gelap . Bahan tambahan untuk emulsi, emolien, pembawa senyawa aktif
b. Etil oleat
sebagai pembawa lebih baik dibanding minyak lemak karena kurang kental sehinggazat aktif mudah diserap jaringan tubuh.
c. Asam Linoleat dan Linolenat
Asam oktodesenoat dengan banyak ikatan tak jenuh . Vitamin E, merupakan minyak lemak esensial pd nutrisi manusia. Campuran as.lemak esensial tak jenuh yg terutama mengandung kedua asam lemak tsb adalah minyak kedelai dan minyak tumbuhan lain Untuk tambahan pada bahan pangan
d. Asam Undesilenat :Asam 10-undesenoat.
Dieproleh dr pirolisis dr asam risinoleat yg diperoleh dr minyak Jarak . Antifungi, dikombinasikan dgn Zn-undesilenat atau bhn lain, dlm salep atau serbuk untuk kulit, digunakan untuk mengobati kaki atlet . Garam kaprilat dan propionat juga untuk bentuk sediaan kulit untuk mengobati infeksi oleh fungi pd kulit
e. Natrium Morrhuat .
Garam natrium dari asam-asam lemak dari minyak ikan. Mengobati varikose vena dan diberikan intravena

II.3. STEROID
A. Pengertian Steroid

Steroid adalah senyawa turunan lemak dari terpenoid yang tidak terhidrolisis. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana tak jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum dijumpai. Steroid merupakan obat ampuh dalam mengatasi peradangan dan meredakan nyeri, selain itu steroid yang langsung bekarja pada kimiawi otak juga bermanfaat untuk meningkatkan mood. Seseorang yang tidak mengalami peradangan tetapi mengkonsumsi steroid dapat merasa nyaman dalam waktu yang relatif cepat.Tetapi penggunaan steroid sebagai pereda nyeri dan meningkatkan mood juga mempunyai efek samping yang kadang-kadang justru membahayakan.
Steroid merupakan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa steroid di antaranya berhasil diisolasi dari berbagai tanaman. Namun, sampai saat ini kondisi optimum ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat (Pleurotus cystidiosus) belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat. Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi mengenai kondisi optimum dari ekstraksi dan jenis steroid dari jamur tiram coklat. Isolasi steroid dari jamur dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut campuran dari kloroform, metanol
dan air pada berbagai suhu. Fase kloroform dipisahkan dari fase airnya, lalu dipekatkan dan dikeringkan.

Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan steroid antara lain:- Steroid dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.- Saat diminum, steroid dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut avascular necrosis.- Steroid dapat mengurangi massa tulang dan meningkatkan risiko patah tulang dalam penggunaan jangka panjang.- Steroid dapat menyebabkan kemampuan tubuh untuk merespon emosi dan rasa sakit fisik berkurang.- Kebanyakan mengkonsumsi steroid bakal melepas lemak dan cairan ditubuhnya meskipun sudah menghentikan konsumsi steroid.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Karbohidrat adalah aldehid atau keton yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), dimana unsur H dan O dalam perbandingan seperti dalam molekul air (H2O), yang terdiri atas : Monosakharida, Disakharida, Trisakharida, Tetraskharida dan Polisakharida
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid berfungsi sebagai makanan cadangan, bagi manusia (farmasi, industri, dan nutrisi, sebagai malam/lilin, bagi tumbuhan/hewan pelindung rumah, bagi manusia u/farmasi & industry, dan sebagai solasi : pengepresan, penggunaan.
Steroid adalah senyawa turunan lemak dari terpenoid yang tidak terhidrolisis. Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana tak jenuh[1] (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
Steroid dapat menekan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan resiko infeksi.- Saat diminum, steroid dapat menyebabkan gastritis atau mag- Steroid dapat menghentikan suplai darah pada sendi terutama di paha dan menyebabkan rasa nyeri degeneratif yang disebut avascular

DAFTAR PUSTAKA

http://New%20Folder%20(2)/Jangan%20Remehkan%20Efek%20Samping%20Steroid.htm